
Sejarah perkembangan FSRD di Indonesia merupakan salah satu pilar penting dalam dunia pendidikan seni tanah air. Kehadirannya tidak terjadi secara instan, melainkan melalui perjalanan panjang yang berakar pada tradisi budaya, perkembangan seni modern, serta kebutuhan akan pendidikan formal di bidang seni dan desain. Dari masa tradisi hingga era digital, FSRD terus mengalami transformasi yang relevan dengan perkembangan zaman. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai sejarah perkembangan FSRD di indonesia. Yuk Simak!
Baca Juga: Soft Skill Penting Mahasiswa FSRD, Ini Yang Harus Dipahami
Sejarah Perkembangan FSRD di Indonesia
1. Akar Tradisi Seni Nusantara
Sebelum pendidikan seni hadir dalam bentuk universitas, seni rupa di Indonesia telah berkembang melalui warisan budaya nusantara. Seni ukir, batik, wayang, hingga arsitektur tradisional menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepekaan estetis sejak dahulu. Nilai-nilai lokal inilah yang menjadi fondasi awal dan inspirasi bagi lahirnya pendidikan seni modern.
2. Pendidikan Seni pada Masa Kolonial
Pada masa Hindia Belanda, beberapa lembaga seni didirikan dengan orientasi pendidikan Barat. Fokus utamanya adalah keterampilan teknis seperti menggambar dan melukis. Meski lingkupnya masih terbatas, fase ini menjadi cikal bakal munculnya institusi pendidikan seni formal di Indonesia.
3. Fase Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, kebutuhan akan tenaga ahli di bidang seni semakin mendesak. Berbagai lembaga seni rupa mulai berdiri di kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Pada masa inilah istilah Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) mulai dikenal, baik di universitas negeri maupun swasta.
4. Transformasi Kurikulum
Awalnya, pendidikan seni di FSRD lebih menekankan pada seni rupa murni. Namun, seiring perkembangan industri kreatif, kurikulumnya meluas mencakup desain komunikasi visual, desain produk, desain interior, fotografi, hingga multimedia. Transformasi ini menegaskan bahwa FSRD mampu beradaptasi dengan dinamika kebutuhan zaman.
5. FSRD di Era Digital
Di era modern, FSRD bukan hanya menjadi pusat pendidikan seni, tetapi juga laboratorium kreativitas dan inovasi. Mahasiswa tidak hanya belajar melukis atau memahat, melainkan juga menguasai teknologi digital, animasi, hingga user experience design. Kolaborasi seni dengan teknologi membuka peluang besar bagi lahirnya kreator-kreator baru yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini.
Baca Juga: Tantangan Arsitektur di Era Urbanisasi, Ini Tantangannya!
Kesimpulan
Sejarah FSRD di Indonesia adalah perjalanan panjang yang berawal dari tradisi budaya, pengaruh kolonial, hingga transformasi modern. Dari generasi ke generasi, FSRD berhasil melahirkan seniman, desainer, dan kreator yang berkontribusi besar bagi perkembangan seni, budaya, serta industri kreatif nasional.