Mau Tahu Proses Kreatif Desainer Fashion? Ini Dia Penjelasannya!

Proses Kreatif Desainer Fashion

Proses kreatif desainer fashion, khususnya yang berkecimpung dalam dunia fashion memerlukan kreatifitas untuk menciptakan sebuah busana. Kreatifitas seorang desainer akan terasah dengan rasa ingin tahu yang besar serta kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Dengan demikian seorang desainer akan menemui permasalahan yang dapat diselesaikan dengan proses kreatif, sehingga ide-ide kreatif dapat diproses dan disusun secara sistematis yang menciptakan sebuah karya berupa busana.

Proses kreatif dalam menciptakan busana dapat terdiri dari lima tahapan. Tahapan tersebut terdiri dari educate yourself atau mengedukasi diri, research atau meneliti, mood board atau papan inspirasi, sketching atau membuat sketsa, dan  production stage atau memproduksi karya dan menampilkan karya.  Berikut ini proses kreatif desainer fashion yang harus kamu tahu!

Baca Juga: Psikologi Warna Dalam Jurusan DKV

Tahapan – Tahapan Proses Kreatif Desainer Fashion

Seorang desainer fashion memerlukan proses yang sistematis untuk menampung ide-ide kreatif dalam merancang busana. Proses merancang busana tersebut dapat dilakukan dengan lima tahapan proses kreatif. Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari sebagai berikut!

Educate Yourself 

Tahapan educate yourself ini merupakan tahapan untuk melakukan studi dalam bidang fashion baik secara formal dan informal. Studi secara formal dapat melalui sekolah-sekolah mode, sedangkan studi secara informal dapat dilakukan dengan mengikuti kursus ataupun secara otodidak. Studi secara formal maupun informal diperlukan untuk membekali diri dengan dasar-dasar ilmu fashion sehingga mempermudah proses kreatif selanjutnya yaitu proses research/meneliti.

Research 

Tahapan research adalah tahapan meneliti untuk memperoleh data data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan guna memecahkan permasalahan. Research terdiri dari research primer dan sekunder, perbedaan diantara keduanya terletak pada cara memperolehnya. Research secara primer diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke objek penelitian misalnya dengan wawancara. 

Sedangkan research sekunder adalah data yang diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian. Tahapan research ini sangat penting bagi desainer untuk menghindari plagiat.

Moodboard

Moodboard adalah papan inspirasi yang digunakan untuk memvisualisasikan ide-ide kreatif dan informasi saat research. Papan inspirasi ini berupa beberapa kolase gambar, warna dan sampel objek dalam suatu komposisi. Membuat moodboard dilakukan dengan:

  • mengumpulkan gambar.
  • menyeleksi gambar yang paling tepat dengan konsep.
  • menyesuaikan tone warna dari gambar atau lampirkan skema warna untuk memperjelas konsep yang telah ditentukan.

Tujuan dari moodboard adalah untuk memberikan gambaran atau referensi dari konsep yang telah ditetapkan sehingga desainer mengetahui cakupan ataupun batasan konsep yang akan dituangkan ke dalam proses kreatif.

Sketching 

Sketching adalah tahapan untuk merancang busana dengan menggambar busana berdasarkan konsep. Sketsa yang dirancang dilengkapi dengan gambar kerja yakni teknik menggambar busana dengan fungsinya dan detail dari busana. Gambar kerja ini berfungsi untuk menyampaikan ide dan gagasan dari rancangan busana kepada tim produksi yang akan mengeksekusi sketsa menjadi wujud busana. 

Production stage 

Production stage adalah tahapan memproduksi busana sampai dengan menampilkan busana. Tahapan produksi dilakukan dengan memilih bahan yang sesuai dengan konsep serta sketsa busana. Setelah memilih bahan, tim produksi akan membuat konstruksi pola busana. Terdapat dua teknik utama dalam membuat pola dasar yaitu, konstruksi datar atau flat pattern-drafting dan konstruksi padat atau pola draping.  Konstruksi datar adalah menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-pengukuran yang akurat.

Sistematika Pembuatan Portfolio Fashion Design

Diperlukan sebuah sistematika dalam pembuatan fashion design portfolio sehingga portfolio tidak akan terlihat berantakan. Langkah-langkah pembuatan fashion design portfolio, adalah:

Penelitian dan ramalan (research and forecasting)

Langkah ini penting sebab segmen dari industri kreatif fashion memiliki tren warna, kain, dan siluet yang berbeda-beda untuk pasar tertentu. Contohnya, segmen industri kreatif busana aktif (baju renang) akan memiliki tren warna, kain, dan siluet yang berbeda dengan segmen industri kreatif busana formal (baju kerja). Masih banyaknya desainer fashion yang gagal menyesuaikan fashion design portfolio mereka dengan segmen industri kreatif perusahaan yang dituju menyebabkan penelitian yang mendalam mengenai tren warna, kain, dan siluet untuk pasar tertentu perlu dilakukan oleh para desainer fashion. 

Selain itu, hasil dari penelitian tersebut dapat membantu desainer fashion untuk meramalkan bagaimana warna, kain dan siluet yang akan menjadi tren selanjutnya.

Pembuatan konsep dan inspirasi 

Pembuatan konsep dan inspirasi dalam bentuk mood board. Mood board merupakan presentasi pemberian unsur kreatif dan artistik yang membuat gambar gambar visual yang mengilustrasikan tema. Konten mood board terdiri dari koleksi gambar beserta unsur-unsur visual warna, garis, bentuk, tekstur, dan detail yang menceritakan sebuah kisah, menciptakan emosi dan dapat diterjemahkan ke dalam desain busana. 

Keterampilan analisis dibutuhkan untuk mengkonfigurasi gambar-gambar individu menjadi kumpulan gambar dengan arti yang baru secara keseluruhan. Pembuatan konsep desain dalam mood board, terdapat tiga pertanyaan yang perlu dianalisis: 

  • Apa yang Anda lihat sebagai tema berulang ketika Anda melihat semua gambar tersebut?
  • Apa artinya ini bagi Anda?
  • Menurut Anda, bagaimana pembaca akan mengartikan gambar tersebut? 

Ketiga pertanyaan ini sangat penting karena bisa membantu desainer menyampaikan pesan dalam desain tersebut.

Pembuatan desain 

busana sesuai dengan mood board. Pembuatan desain busana dapat dilakukan dengan manual (hand sketch) atau digital (aplikasi komputer). Banyak lulusan desain fashion yang lalai dalam langkah pembuatan desain, utamanya dalam menunjukkan kemampuan teknis mereka. Biasanya, portfolio memiliki 6 hingga 18 gambar ilustrasi per koleksi (figur dari kepala sampai kaki atau croquis ditampilkan dalam siluet).

Setiap gambar ilustrasi tersebut memerlukan kumpulan teknis untuk menyertai detail-detail mengenai busana pada koleksi tersebut. Kumpulan teknis termasuk didalamnya adalah set ukuran, gambar-gambar ilustrasi desain, pola, sketsa, dan detail konstruksi untuk satu desain.

Baca Juga: Software Desain Untuk Jurusan Arsitek

Pembuatan prototipe 

Pembuatan prototipe dan menyematan prototipe garmen ke dalam fashion design portfolio menggunakan gambar foto. Para profesional industri lebih condong melihat sketsa asli yang serasi dengan desain akhirnya. Sebab hal ini menunjukkan bahwa desainer dapat menciptakan sketsa mereka ke produk akhir tanpa adanya orang lain untuk ‘memperbaiki’ desain untuk memastikan bahwa desain tersebut dapat diproduksi. 

Apabila adanya ketidaksamaan dalam desain dan hasil prototipe, maka hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang konstruksi busana dan jenis jahitan dan kelim merupakan kelemahan yang kerap kali dimiliki oleh desainer kreatif. Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan desainer susah menerjemahkan apa yang terlihat diatas kertas (desain) ke produk yang sebenarnya dan memahami bagaimana pakaian dijahit dan memperhitungkan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan tampilan agar sesuai dengan desain.

Penutup

seorang desainer fashion memiliki tantangan untuk terus berpikir kreatif dan tetap produktif. Pemikiran kreatif seorang desainer membuahkan ide kreatif, yang mana ide kreatif tersebut perlu diproses secara sistematis untuk mewujudkan ide menjadi sebuah wujud abstrak berupa busana. Proses sistematis tersebut disusun dalam lima tahapan proses kreatif. Tahapan proses kreatif ini, desainer diharapkan dapat menggali lebih banyak ide serta memilah konsep yang boleh dan tidak diaplikasikan dalam merancang busana.

Selain proses tahapan kreatif, desainer fashion juga harus memiliki sistematika membuat fashion design portfolio, yaitu penelitian dan peramalan, pembuatan konsep dan inspirasi (moodboard), pembuatan desain-desain busana, dan pembuatan prototipe dan penyematan prototipe. Hal ini bisa membantu fashion desainer dalam merancang sebuah portofolio yang baik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top